Kemoterapi
a. Definisi
Kemoterapi adalah adalah pemberian obat anti kanker (sitostatika) yang bertujuan untuk membunuh sel kanker.
Tujuan kemoterapi: dapat sebagai terapi kuratif, bagian dari terapi paliatif atau sebagai radiosensitizer.
Strategi pemberiannya: dapat sebagai terapi ajuvan, konsolidasi, induksi, intensifikasi, pemeliharaan, neoadjuvan, ataupun paliatif.
Cara pemberiannya: dapat secara oral, intra vena, intraarterial, intraperitoneal, atau intrakavitas
b. Ruang lingkup
- Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian kemoterapi (pada tumor solid?)
- Menentukan tujuan terapi
- Memahami mekanisme dan cara kerja obat kemoterapi
- Mampu mempersiapkan pemberian kemoterapi sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku
- Mampu menilai respon pemberian kemoterapi
- Mampu melakukan monitoring efek samping kemoterapi
- Mampu menangani komplikasi/efek samping pemberian kemoterapi
c. Indikasi
Adjuvan: kanker stadium awal atau stadium lanjut lokal setelah pembedahan
Neoadjuvan (induction chemotherapy): kanker stadium lanjut lokal
Paliatif: kanker stadium lanjut jauh
Sensitisizer: bersama-sama dengan radioterapi
d. Kontra indikasi
- Status performance yang jelek
- Komorbiditas yang berat
e. Pemeriksaan penunjang
Mandatory:
- Diagnosa keganasan harus sudah confirmed (tripple diagnostic) yang terdiri dari: pemeriksaan fisik, imaging dan patologi atau sitologi.
- Penentuan stadium: foto toraks, USG abdomen, mamografi kontralateral, bone scan dan lain-lain sesuai dengan jenis kankernya
- Laboratorium dasar: DL, SGOT, SGPT, BUN, S.C
- Tinggi dan berat badan: mengukur luas permukaan tubuh.
Optional:
clearance creatinin, EKG ataupunekokardiografi, asam urat, serum elektrolit, tumor marker
Prosedur Pemberian
Prosedur pemberian kemoterapi sebenarnya adalah sama dengan pemberian obat-obatan yang lain yaitu terdiri dari:
- Persiapan penderita
- Persiapan pemberian obat
- Penilaian respon
- Monitor efek samping dan penanganannya.
Persiapan penderita terdiri dari: persiapan penderita dan keluarga, aspek onkologis dan aspek medis
Persiapan penderita:
- Penjelasan tentang tujuan dan perlunya kemoterapi sehubungan dengan penyakitnya
- Penjelasan mengenai macam obatnya, jadwal pemberian dan persiapan yang diperlukan setiap siklus obat kemoterapi diberikan
- Penjelasan mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada penderita
- (Penjelasan mengenai harga obat)
- Informed consent
Aspek onkologis:
- Diagnosa keganasan telah confirmed baik secara klinis (tumor diukur dengan kaliper atau penggaris), radiologis dan patologis (triple diagnostic), kalau memungkinkan diperiksakan juga tumor marker
- Tentukan stadium (klinis, imaging)
- Tentukan tujuan terapi (neoadjuvant, adjuvant, terapeutik, paliatif)
- Tentukan regimen kombinasi kemoterapi, dosis dan prosedur pemberiannya
Aspek medis:
- Anamnesa yang cermat mengenai adanya komorbiditas yang mungkin ada yang dapat mempengaruhi pemberian kemoterapi seperti usia, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kelainan fungsi ginjal atau hati, kehamilan dan lain-lain.
- Pemeriksaan secara menyeluruh semua keadaan yang berhubungan dengan penyakit tersebut di atas (klinis, imaging dan laboratorium). Pemeriksaan laboratorium terdiri dari darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah puasa dan 2 jam pp (sesuai indikasi), pemeriksaan jantung (EKG) atau kalau perlu ekokardiografi. Bila fasilitas ada, dapat diperiksakan tumor marker CEA, Ca15-3 yang akan dipakai sebagai data dasar dan kelak dapat digunakan dalam follow up terapi. Pada pemberian kemoterapi siklus berikutnya, bila tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik cukup diperiksakan darah lengkap saja. (HB, lekosit, trombosit, netrofil)
- Penentuan status performance (Karnoffsky atau ECOG)
Selengkapnya silahkan download Kemoterapi.pdf