Gambaran Penyakit dan Vektor Malaria Di Indonesia
Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria,di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadianluar biasa ini menyebabkan insiden ratepenyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.
Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukanmelalui, pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderitamalaria atau
pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang terbuktipositif
secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upaya lain juga dilakukanuntuk memberantas larva nyamuk.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membunuh larva nyamuk anopheles:
1. Secara Kimiawi.
Pemberantasan nyamuk anopheles secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva nyamuk, yang termasukdalam kelompok ini adalah solar/minyak tanah, parisgreen, temephos, fention, altosid dll. Selain zat-zat kimia yang disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida yaitu zat kimia yang mematikan tumbuh–tumbuhan air yang digunakan sebagai tempat berlindung larva nyamuk.
2. Secara Hayati.
Pemberantasan larva nyamuk anopheles secara hayati dilakukan dengan mengunakan beberapa agent biologis seperti predator misalnya pemakan jentik (clarviyorous fish) seperti gambusia, guppy dan panchax (ikan kepala timah).
Selain secara kimiawi dan secara hayati untuk pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan jalan pengelolaan lingkungan hidup (environmental management), yaitu dengan pengubahan lingkungan hidup (environmental modification)sehingga larva nyamuk anopheles tidak mungkin hidup. Kegiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan tempat perindukan nyamuk, pengeringan dan pembuatan dam, selain itu kegiatan lain mencakup pengubahan kadar garam, pembersihan tanaman air atau lumut dan lain-lain.
Diantara cara pemberantasan nyamuk seperti yang sudah diuraikan di atas, sampai saat ini di Idonesia paling sering di pakai cara yang pertama yaitu secara kimiawi. Dengan menggunakan solar dan minyak tanah yang dicampur dengan spreading agent yaitu zatkimia yang dapat mempercepat penyebaran bahan aktif yang digunakan. Pengunaan minyak solar untuk anti larva di Indonesia pertama dilakukan di Bali pada tahun 1974, yang kemudian pada tahun 1975 cara tersebut juga diterapkan didaerah Jawa Timur dan Jawa Barat.
Di dalam program pemberantasan malaria yang utama dilakukan adalah pemberantasan vektor. Dalam hal ini supaya mendapatkan hasil yang maksimal, perlu didukung oleh data penunjang yang menerangkan tentang seluk-beluk vektor yang berperan. Untuk menentukan metode pemberantasan yang tepat guna, perlu diketahui dengan pasti musim penularan serta perilaku vektor yg bersangkutan. Penentuan musim penularan yang tepat perlu didukung oleh data entomologi yang baikdan benar, metode yang dipilih harus sesuai dengan perilaku vektor yang menjadi sasaran. Dalam pemberantasan penyakit malaria sangat erat hubungannya dengan aspek entomologi. Dalam hal ini aspek entomologi menjadi tanggung jawab unit lain diluar unit pemberantasan malaria, maka untuk mencapai basil yang maksimal diperlukan suatu koordinasi yang mantap, serta sinkronisasi program antara unit entomologi dengan unit pemberantasan malaria.
Tujuan kegiatan entomologi untuk menunjang program pemberantasan malaria adalah:
1. Mengetahui Anopheles yang berperan sebagai vektor, atau yang diduga sebagai vektor, disertaidari dasar nyamuktersebut, misalnya keterangan
mengenai musim penularan status kerentanannya terhadap DDT dan beberapa aspek perilakunya. Mengetahui keadaanvektor, kaitannya dengan
perubahan lingkungan, baik karena
2. perubahan alamiah maupun karena ulah manusia.
3. Mengetahui hasil upaya pemberantasan vektor.
4. Menemukan cara pemberantasan yang berhasil guna dan berdaya guna.
Nyamuk Anopheles
Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Berdasarkan survai unit kerja SPP (serangga
penular penyakit) telah ditemukan di Indonesia ada 46 speciesnyamuk anopheles
yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari species-species nyamuk tersebut ternyata ada 20 species yang dapat menularkan penyakit malaria. Dengan kata lain di Indonesia ada 20 species nyamuk anopheles yang berperan sebagai vektor penyakit malaria.
Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu:
1. Plasmodium Falciparumpenyebab malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria yang berat.
2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina.
3. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana.
4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.
Padapenderita penyakitmalaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Dari kejadian infeksi campuran ini biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara plasmodium falcifarum dengan plasmodium vivax atau P. malariae. Kadang-kadang di jumpai tiga jenis parasit sekaligus meskipun hal ini jarang terjadi,. infeksi campuran ini biasanya terjadi terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya.
Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang sama dengan
tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya
dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
1. Tingkatan di dalam air.
2. Tingkatan di luar temp at berair (darat/udara).
Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelahsatu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam pertumbuhannya jentik anopheles mengalami pelepasankulit sebanyak empat kali.
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Darijentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan waktu satu sampai dua hari. Setelahcukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mamputerbang, yang berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara. Dalam meneruskan keturunannya.
Nyamuk betina kebanyakan banya kawin satukali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari kepompong.
Nyamuk betina kebanyakan banya kawin satukali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari kepompong.
Selengkapnya silahkan download Gambaran Penyakit dan Vektor Malaria di Indonesia.pdf